Minggu, 09 Desember 2012

LPM


Lembaran Persiapan Menyuluh ( LPM )              
Judul                       :
TIK                         :
Metode                   :
Alat dan Bahan      :



Waktu                     :
Proses Pembuatan Pupuk Kompos
Agar Petani Tau Cara Membuat Pupuk Kompos
Demonstrasi cara, Ceramah, dan Diskusi.
1.    2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)
2.    Jerami ( jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan )
3.    750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)
4.    30 kg abu dapur atau abu kayu

90 Menit

No
Materi
Waktu
1
2
3
4
5
Pembukaan
Penyampaian Materi
Demonstrasi pembuatan kompos (praktek)
Diskusi
Penutup
10 menit
20 menit
30 menit
20 menit
10 menit



Lampiran  Petunjuk Lapangan ( PETLAP)
Judul                           : Proses Pembuatan Pupuk Kompos
A.    Tujuan                   : Petani tau cara membuat pupukkompos
B.     Landasan Teoritis  :
Untuk menunjang intensifikasi pekarangan,pemberian pupuk organik pada usahatani di pekarangan sangatlah cocok dilakukan.Dari beberapa hasil penelitian ternyata dengan pemberian pupuk organik pada usahatani di pekarangan ternyata menghasilkan volume fisik dan penerimaan pendapatan yang lebih besar. Selain ituanjuran terhadap teknik bercocok tanam dengan cara pupuk organik didasari ataspertimbangan bahwa para petani pada umumnya belum menggunakanpupuk dan pestisida secara intensif.
Penerapan sistim pupuk organik juga mempunyai aspek pelestarian lingkungan.Dalam teknik bercocok tanam ini dianjurkan pengolahan tanah ganda, pembuatanbedengan tinggi, penambahan pupuk kandang dan sistim tumpangsari.Karenaketersedian pupuk kandang masih terbatas maka dilakukan adaptasi denganmengurangi pupuk kandang dan memberikan pupuk kompos.
C.     Langkah Kerja
1.      Timbuni campuran jerami dan sampah setinggi 25 cm di atas bedengan berukuran 2,5 x 2,5 meter.
2.      Timbun lagi campuran kotoran dan air kencing ternak di atas timbunan tadi tipis-tipis dan merata.
3.      Timbun lagi campuran jerami dan sampah-sampah setinggi 25 cm.
4.      Tutup lagi dengan campuran kotoran dan kencing ternak.
5.      Timbun bagian paling atas dengan abu sampai setebal ± 10 cm.
6.      Balik-balik campuran bahan kompos setelah berlangsung 15 hari, 30 hari dan 60 hari.
7.      Setelah di proses selama 3 bulan kompos biasanya cukup matang.
8.      Agar pengomposan berhasil, buatlah atap naungan di atas bedengan pengomposan sebab air hujan dan penyinaran langsung matahari dapat menggagalkan proses pengomposan.
D.    Bahandiskusi
  1. Apa yang dimaksud dengan pupuk kompos …..?
  2. Bagaimana proses pembuatan pupuk kompos……?
  3. Apa mamnfaat pupuk kompos…..?
                                                                                                    Inuman,  9 Desember 2012

                                                                                                          



Jumat, 03 Agustus 2012


I.      PENDAHULUAN
Kakao merupakan salah satu komoditi andalan nasional dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia, sebagai pembuka peluang untuk  lapangan pekerjaan, sumber pendapatan petani dan sumber devisa bagi negara.
Dalam pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman kakao supaya bisa berproduksi secara maksimal selain dari syarat-syarat tumbuhnya  terpenuhi ada beberapa faktor yang harus di perhatikan, seperti bahan tanaman yang terdiri dari bibit yang unggul, penanaman serta pengaturan jarak tanam yang tepat,  penanaman pohon pelindung, pemupukan, pemangkasan, pengendalian OPT serta perlakuan panen yang benar.
Pemangkasan adalah salah satu tindakan pemeliharan yang sangat penting. dengan  membuang atau mengurangi bagian dari organ tanaman, yang berupa cabang, ranting dan daun  tindakan pemangkasan ini diharapkan akan mampu memperbaiki kondisi kebun dalam menerima sinar mata hari dan sirkulasi udara dalam kebun menjadi lebih baik, sehingga meransang pembentukan bunga dab buah.

                                                                                                                             II.      JENIS-JENIS PEMANGKASAN

A.    Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka (Frame) tanaman yang baik. Waktu pemangkasan yang baik adalah waktu tanaman kakao muda telah membentuk jorget dan cabang-cabang primer sampai tanaman memasuki fase produktif.
Pemangkasan bentuk dilakukan dengan cara sebagai berikut, 1) memotong cabang primer (lazimnya 4-6 cabang) hingga tersisa tiga cabang yang tumbuh sehat dan arah simertris, 2) membuang cabang sekunder yang tumbuh terlalu dekat dengan jorget (berjarak 40-60 cm) 3) mengatur cabang sekunder berikut tidak terlalu rapat satu sama lain dengan membuang cabang-cabangnya, 4) jangan memotong ujung cabang primer agar tajuk kakao dapat segera saling menutupi, 5) memotong cang-cabang yang tumbuh meninggi untuk membatasi tinggi tajuk kakao hingga tinggi tanaman hanya 4-5 m


B.     Pemangkasan Pemeliharaan
Tujuan pemangkasan produksi adalah memacu pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan ini dilakukan sebagai berikut, memotong cabang yang tumbuh meninggi (lebih dari 3-4 m), memangkas ranting dan daun hingga 25-50 %, setelah pemangkasan produksi tersebut, tanaman kakao akan bertunas intensif dan setelah daun dan tunasnya menua, tanaman akan segera berbunga 
Gambar Pemangkasan pemeliharaan

C.     Pemangkasan Produksi
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk; mengatur penyebaran daun produktif baik; membuangbagian tanaman yang tidak dikehendaki,  cabang patah dan tunas air. Disamping itu, juga merangsang pembentukan daun baru, bunga, dan buah.
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan sebagai berikut, mengurangi sebagian daun yang rimbun ditajuk tanaman dengan cara memotong ranting-ranting yang terlindung dan menaungi, memotong cabang yang ujungnya masuk kedalam tajuk tanaman didekatnya dan diameter kurang dari 2,5 cm dipotong, mengurangi daun yang menggantung dan menghalangi aliran udara di dalam kebun hingga cabang kembali terangkat, pemangkasan ini dilakukan secara ringan disela-sela pemangkasan produksi dengan frekwensi 2-3 bulan menurut kegiatan faritas/klon dan jarak tanam
Gambar Pemangkasan Produksi

                   III.      TUJUAN PEMANGKASAN

Tujuan pemangkasan adalah, 1) Memperolah kerangka dasar (Frame) tanaman kakao yang baik sebagai pendukung mahkota tanaman, 2) Mengatur penyebaran cabang dan ranting serta daun-daun produktif  pada mahkotan tanaman dapat merata, 3) Membuang bagian bagaian tanaman yanag tidak dikehendaki misalnya: tunas air, cabag yang sakit, mati, patah saling bergesekna dan lain-lain, 4) Merangsang tanaman membentuk organ baru, yaitu cabang, ranting,  daun yang yang lebih produktif, 5) Mengurangi kelembaban kebun untuk mencegah serangan hama dan penyakit, 6) Mendorong dan meningkatkan tanaman untuk berproduksi secara optimum. 

                                                                                                        IV.      PRINSIP PEMANGKASA

Prinsip dasar pemangkasan adalah ”Memangkas secara ringan tetapi sering”. Berat ringannya pangkasan terletak pada  ukuran ranting yang dipotong dan jumlah daun yang diturunkan. Tidak melakukan pemangkasan jika tanaman kakao berbunga banyak atau sebagian besar ukuran buahnya masih kecil. Benar tidaknya pemangkasan kakao hanya dapat dirasakan, sehingga diperlukan pengalaman yang banyak.






Oleh:
HENRI ALAM NUR, SST
NIP. 19650417 199403 1 001



 Penyuluh Perkebunan
CABANG DINAS PERKEBUNAN
KECAMATAN INUMAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Kontak Person, HP. No. 085265269301

I.      PENDAHULUAN
Kakao merupakan salah satu komoditi andalan nasional dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia, sebagai pembuka peluang untuk  lapangan pekerjaan, sumber pendapatan petani dan sumber devisa bagi negara.
Dalam pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman kakao supaya bisa berproduksi secara maksimal selain dari syarat-syarat tumbuhnya  terpenuhi ada beberapa faktor yang harus di perhatikan, seperti bahan tanaman yang terdiri dari bibit yang unggul, penanaman serta pengaturan jarak tanam yang tepat,  penanaman pohon pelindung, pemupukan, pemangkasan, pengendalian OPT serta perlakuan panen yang benar.
Pemangkasan adalah salah satu tindakan pemeliharan yang sangat penting. dengan  membuang atau mengurangi bagian dari organ tanaman, yang berupa cabang, ranting dan daun  tindakan pemangkasan ini diharapkan akan mampu memperbaiki kondisi kebun dalam menerima sinar mata hari dan sirkulasi udara dalam kebun menjadi lebih baik, sehingga meransang pembentukan bunga dab buah.

                                                                                                                             II.      JENIS-JENIS PEMANGKASAN

A.    Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka (Frame) tanaman yang baik. Waktu pemangkasan yang baik adalah waktu tanaman kakao muda telah membentuk jorget dan cabang-cabang primer sampai tanaman memasuki fase produktif.
Pemangkasan bentuk dilakukan dengan cara sebagai berikut, 1) memotong cabang primer (lazimnya 4-6 cabang) hingga tersisa tiga cabang yang tumbuh sehat dan arah simertris, 2) membuang cabang sekunder yang tumbuh terlalu dekat dengan jorget (berjarak 40-60 cm) 3) mengatur cabang sekunder berikut tidak terlalu rapat satu sama lain dengan membuang cabang-cabangnya, 4) jangan memotong ujung cabang primer agar tajuk kakao dapat segera saling menutupi, 5) memotong cang-cabang yang tumbuh meninggi untuk membatasi tinggi tajuk kakao hingga tinggi tanaman hanya 4-5 m


B.     Pemangkasan Pemeliharaan
Tujuan pemangkasan produksi adalah memacu pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan ini dilakukan sebagai berikut, memotong cabang yang tumbuh meninggi (lebih dari 3-4 m), memangkas ranting dan daun hingga 25-50 %, setelah pemangkasan produksi tersebut, tanaman kakao akan bertunas intensif dan setelah daun dan tunasnya menua, tanaman akan segera berbunga 
Gambar Pemangkasan pemeliharaan

C.     Pemangkasan Produksi
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk; mengatur penyebaran daun produktif baik; membuangbagian tanaman yang tidak dikehendaki,  cabang patah dan tunas air. Disamping itu, juga merangsang pembentukan daun baru, bunga, dan buah.
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan sebagai berikut, mengurangi sebagian daun yang rimbun ditajuk tanaman dengan cara memotong ranting-ranting yang terlindung dan menaungi, memotong cabang yang ujungnya masuk kedalam tajuk tanaman didekatnya dan diameter kurang dari 2,5 cm dipotong, mengurangi daun yang menggantung dan menghalangi aliran udara di dalam kebun hingga cabang kembali terangkat, pemangkasan ini dilakukan secara ringan disela-sela pemangkasan produksi dengan frekwensi 2-3 bulan menurut kegiatan faritas/klon dan jarak tanam
Gambar Pemangkasan Produksi

                   III.      TUJUAN PEMANGKASAN

Tujuan pemangkasan adalah, 1) Memperolah kerangka dasar (Frame) tanaman kakao yang baik sebagai pendukung mahkota tanaman, 2) Mengatur penyebaran cabang dan ranting serta daun-daun produktif  pada mahkotan tanaman dapat merata, 3) Membuang bagian bagaian tanaman yanag tidak dikehendaki misalnya: tunas air, cabag yang sakit, mati, patah saling bergesekna dan lain-lain, 4) Merangsang tanaman membentuk organ baru, yaitu cabang, ranting,  daun yang yang lebih produktif, 5) Mengurangi kelembaban kebun untuk mencegah serangan hama dan penyakit, 6) Mendorong dan meningkatkan tanaman untuk berproduksi secara optimum. 

                                                                                                        IV.      PRINSIP PEMANGKASA

Prinsip dasar pemangkasan adalah ”Memangkas secara ringan tetapi sering”. Berat ringannya pangkasan terletak pada  ukuran ranting yang dipotong dan jumlah daun yang diturunkan. Tidak melakukan pemangkasan jika tanaman kakao berbunga banyak atau sebagian besar ukuran buahnya masih kecil. Benar tidaknya pemangkasan kakao hanya dapat dirasakan, sehingga diperlukan pengalaman yang banyak.






Oleh:
HENRI ALAM NUR, SST
NIP. 19650417 199403 1 001



 Penyuluh Perkebunan
CABANG DINAS PERKEBUNAN
KECAMATAN INUMAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Kontak Person, HP. No. 085265269301

I.      PENDAHULUAN
Kakao merupakan salah satu komoditi andalan nasional dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia, sebagai pembuka peluang untuk  lapangan pekerjaan, sumber pendapatan petani dan sumber devisa bagi negara.
Dalam pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman kakao supaya bisa berproduksi secara maksimal selain dari syarat-syarat tumbuhnya  terpenuhi ada beberapa faktor yang harus di perhatikan, seperti bahan tanaman yang terdiri dari bibit yang unggul, penanaman serta pengaturan jarak tanam yang tepat,  penanaman pohon pelindung, pemupukan, pemangkasan, pengendalian OPT serta perlakuan panen yang benar.
Pemangkasan adalah salah satu tindakan pemeliharan yang sangat penting. dengan  membuang atau mengurangi bagian dari organ tanaman, yang berupa cabang, ranting dan daun  tindakan pemangkasan ini diharapkan akan mampu memperbaiki kondisi kebun dalam menerima sinar mata hari dan sirkulasi udara dalam kebun menjadi lebih baik, sehingga meransang pembentukan bunga dab buah.

                                                                                                                             II.      JENIS-JENIS PEMANGKASAN

A.    Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka (Frame) tanaman yang baik. Waktu pemangkasan yang baik adalah waktu tanaman kakao muda telah membentuk jorget dan cabang-cabang primer sampai tanaman memasuki fase produktif.
Pemangkasan bentuk dilakukan dengan cara sebagai berikut, 1) memotong cabang primer (lazimnya 4-6 cabang) hingga tersisa tiga cabang yang tumbuh sehat dan arah simertris, 2) membuang cabang sekunder yang tumbuh terlalu dekat dengan jorget (berjarak 40-60 cm) 3) mengatur cabang sekunder berikut tidak terlalu rapat satu sama lain dengan membuang cabang-cabangnya, 4) jangan memotong ujung cabang primer agar tajuk kakao dapat segera saling menutupi, 5) memotong cang-cabang yang tumbuh meninggi untuk membatasi tinggi tajuk kakao hingga tinggi tanaman hanya 4-5 m


B.     Pemangkasan Pemeliharaan
Tujuan pemangkasan produksi adalah memacu pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan ini dilakukan sebagai berikut, memotong cabang yang tumbuh meninggi (lebih dari 3-4 m), memangkas ranting dan daun hingga 25-50 %, setelah pemangkasan produksi tersebut, tanaman kakao akan bertunas intensif dan setelah daun dan tunasnya menua, tanaman akan segera berbunga 
Gambar Pemangkasan pemeliharaan

C.     Pemangkasan Produksi
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk; mengatur penyebaran daun produktif baik; membuangbagian tanaman yang tidak dikehendaki,  cabang patah dan tunas air. Disamping itu, juga merangsang pembentukan daun baru, bunga, dan buah.
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan sebagai berikut, mengurangi sebagian daun yang rimbun ditajuk tanaman dengan cara memotong ranting-ranting yang terlindung dan menaungi, memotong cabang yang ujungnya masuk kedalam tajuk tanaman didekatnya dan diameter kurang dari 2,5 cm dipotong, mengurangi daun yang menggantung dan menghalangi aliran udara di dalam kebun hingga cabang kembali terangkat, pemangkasan ini dilakukan secara ringan disela-sela pemangkasan produksi dengan frekwensi 2-3 bulan menurut kegiatan faritas/klon dan jarak tanam
Gambar Pemangkasan Produksi

                   III.      TUJUAN PEMANGKASAN

Tujuan pemangkasan adalah, 1) Memperolah kerangka dasar (Frame) tanaman kakao yang baik sebagai pendukung mahkota tanaman, 2) Mengatur penyebaran cabang dan ranting serta daun-daun produktif  pada mahkotan tanaman dapat merata, 3) Membuang bagian bagaian tanaman yanag tidak dikehendaki misalnya: tunas air, cabag yang sakit, mati, patah saling bergesekna dan lain-lain, 4) Merangsang tanaman membentuk organ baru, yaitu cabang, ranting,  daun yang yang lebih produktif, 5) Mengurangi kelembaban kebun untuk mencegah serangan hama dan penyakit, 6) Mendorong dan meningkatkan tanaman untuk berproduksi secara optimum. 

                                                                                                        IV.      PRINSIP PEMANGKASA

Prinsip dasar pemangkasan adalah ”Memangkas secara ringan tetapi sering”. Berat ringannya pangkasan terletak pada  ukuran ranting yang dipotong dan jumlah daun yang diturunkan. Tidak melakukan pemangkasan jika tanaman kakao berbunga banyak atau sebagian besar ukuran buahnya masih kecil. Benar tidaknya pemangkasan kakao hanya dapat dirasakan, sehingga diperlukan pengalaman yang banyak.






Oleh:
HENRI ALAM NUR, SST
NIP. 19650417 199403 1 001



 Penyuluh Perkebunan
CABANG DINAS PERKEBUNAN
KECAMATAN INUMAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Kontak Person, HP. No. 085265269301

Sabtu, 07 Juli 2012

Pengembangan Kelompoktani

BAB I.  PENDAHULUAN


A.     Latar belakang

Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. (Peraturan Menteri Pertanian No.273/Kpts/OT.160/4/2007)
Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainya, dengan menumbuhkan kerjasama antara petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan usahataninya.
Pengembangan kelompok menjadi kelompok tani handal dan mandiri dalam rangka meningkatkan pendapatan petani disesuaikan dengan potensi sumberdaya yang ada,  yang meliputi kegiatan Agro Input ( saprodi ), Agronomi ( Proses Produksi ), Agro Industri ( PP2HP ), Agro Niaga ( Pemasaran ), dan Agro Pendukung ( Supporting )

B. Tujuan.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1.      Meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis tentang   pembinaan dan pengembangan kelompok tani dalam  Agro Input ( saprodi ), Agronomi ( Proses Produksi ), Agro Industri ( PP2 HP ), Agro Niaga ( Pemasaran ), dan Agro Pendukung ( Supporting ).
2.  Meningkatkan Pengetahuan dan Kemampuan penulis dalam menyusun suatu kegiatan untuk dituangkan dalam bentuk karya tulis.

C. Manfaat

Diharapkan penulis dapat menerapkan dan melakukan pengembangan kelompok tani dilapangan terutama dibidang Agro Input (  saprodi ), Agronomi ( Proses Produksi ), Agro Industri ( PP2HP ), Agro Niaga ( Pemasaran ), dan Agro Pendukung ( Supporting ),  dalam rangka meningkatkan pendapatan petani yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraannya.


BAB II.  GAMBARAN UMUM
KELOMPOK TANI MAPOKAT BASAMO


A. Profil Kelompok

Kelompok Tani Mapokat Basamo adalah Organisasi yang bersifat independen dan non partisan yang berbasis keanggotaan dalam komunitas masyarakat desa Bedeng Sikuran, Kecamatan Inuman, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau, Indonesia.
Kelompok Tani Mapokat Basamo adalah organisasi yang berbasis keanggotaan, yang  keanggotaannya tidak bersifat individual namun terdiri dari sejumlah masyarakat Desa Bedeng Sikuran dan sekitarnya, yang mempunyai tujuan dan kepentingan serta pandangan yang sama dalam berusaha tani.
Kelompok Tani ini baru memulai kegiatannya pada bulan Maret 2007, namun  secara resmi telah dinyatakan berdiri sejak tanggal 8 Januari 2007 berdasarkan musyawarah desa yang dihadiri oleh 20 orang anggota masyarakat dan para pimpinan desa, dan dikukuhkan pada tanggal 6 Februari 2007, dibawah bimbingan  bapak Henri Alam Nur sebagai Penyuluh Pertanian ( PPL ).  Jumlah anggota keseluruhan sampai akhir Desember 2009 sebanyak 30 KK.
Bidang usaha yang dilaksanakan adalah Budi daya dan Pemasaran Hasil Tanaman Perkebunan ( Karet, K. Sawit dan Kakao ) dengan Luas Lahan 60 Ha.  Selain itu untuk kepentingan anggota, juga ada unit simpan pinjam, dan ke depan direncanakan akan membuka kios tani. 

B. Identitas Kelompok

1.      Nama Kelompok Tani             :  MAPOKAT BASAMO
2.      Komoditas Utama       :  Karet, Kelapa Sawit dan Kakao
3.      S t a t u s                                 :  Pemula
4.      Tanggal Pengukuhan   :  6 Februari 2007
5.      Alamat                                    :  Jalan Raya Teluk Kuantan – Rengat, KM 60
6.      Desa                           :   Bedeng Sikuran, Kec. Inuman, Kuansing
C. Susunan Pengurus

-  Pelindung dan Penasehat            :
                   1. Kepala Desa Bedeng Sikuran
                   2. Penghulu Adat Desa Bedeng Sikuran
-  Pembina  :
1. Ka. UPTD Perkebunan  Kec. Cerenti
                   2.  Penyuluh Pertanian Wilayah Kerja Desa Bedeng Sikuran
-  Pelaksana            :
1. Ketua                      : Tarriadi
2. Wakil Ketua            : Burhan
3. Sekretaris                : Taswin
4. Bendahara               : Dulasin

D. Daftar Nama Anggota Kelompok
                              
No.
N a m a
Jabatan Dalam Kelmpok
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tarriadi
Burhan
Taswin
Dulasin
Sukardi
Darussalam
Mustandar
Diot
Risallis
Bujang
M. Asyid
Irwan
Abbas
Asmar
Kasman
Diot
Genis
Hendra
Mawardi
Riswan
Mastar
Risallis
Iwan
Masfar
Rabain
Fil Amri
Adi
Tasman
Isul
Jumis
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Humas
Seksi Saprodi
Seksi Produksi
Seksi Pengolahan Hasil Seksi Pemasaran
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota


BAB III.  PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI
MAPOKAT BASAMO


Pembinaan kelompoktani-nelayan diarahkan untuk memberdayakan petani nelayan agar memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi ( teknis, sosial dan ekonomi ), mampu memanfaatkan azas skala ekonomi dan mampu menghadapi resiko usaha, sehingga memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang layak, untuk itu pembinaan diarahkan agar kelompoktani dapat berfungsi sebagai kelas belajar mengajar, sebagai unit produksi, serta sebagai wahana kerjasama menuju kelompoktani sebagai kelompok usaha (Pusluhtan, 2002).
Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, terutama yang tergabung dalam anggota kelompoktani Mapokat Basamo, desa Bedeng Sikuran, Kecamatan Inuman, Kabupaten Kuantan Singingi perlu dilakukan upaya-upaya untuk pengembangan kelompok sebagai berikut :

A.  Pengembangan Agro Input ( Saprodi )

Sarana Produksi adalah semua bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi seperti benih, pupuk, pestisida dan alat- alat pertanian lainnya.
Dalam pengadaan saprodi,  Kelompoktani Mapokat Basamo masih mengusahakan  secara sendiri-sendiri, kecuali untuk pengadaan pupuk subsidi yang ditebus secara bersama-sama melalui koperasi tani yang ada di kota kecamatan.
Rencana pengembangan kelompok dalam hal penyediaan sarana produksi ini adalah dengan membentuk kios tani milik kelompok dan bekerja sama dengan salah satu kios saprodi yang ada di kota kabupaten.
Kelompoktani Mapokat Basamo masih butuh pembinaan untuk pengembangan kelompoktani dalam pengadaan dan penyaluran saprodi ini dengan kegiatan perencanaan, pengelolaan, sehingga sarana produksi sampai ke petani dapat memenuhi kriteria 6 tepat ( Tepat waktu Tepat jumlah Tepat jenis Tepat mutu Tepat produk Tepat harga )  agar  pemanfaatan saprodi dapat digunakan secara maksimal.

B.  Pengembangan Agronomi ( Peningkatan Produksi )

Keberhasilan suatu usaha tani tidak terlepas dari paket tekhnologi yang diterapkan. Untuk itu, Kelompoktani harus mampu menyerap dan mengaplikasikan tekhnologi-tekhnologi ( inovasi baru ) yang selalu   ber-
kembang agar kelompoktani mampu meningkatkan produksi dari waktu ke waktu dengan produk yang semakin berkwalitas.
            Dalam upaya peningkatan produksi tersebut, kelompoktani Mapokat Basamo dibawah seksi produksi telah ditunjuk petugas yang menangani tentang budidaya yang menangani tentang bagaimana proses budidaya tanaman yang dikembangkan agar tumbuh dan berkembang dengan baik dengan penerapan tekhnologi anjuran, dan Petugas pengendalian hama yang selalu siap mengendalikan serangan hama yang berkembang di setiap lahan usahatani anggota kelompok.

C.  Pengembangan Agro Industri ( PP2HP )

Kegiatan yang dilakukan dalam agro industri adalah keseluruhan proses mulai dari penanganan  pasca panen sampai pada tingkat pengolahan hasil.
Seksi ini di kelompoktani Mapokat Basamo belum bisa berjalan karena komoditi yang dihasilkan adalah karet dan kelapa sawit sehingga tidak bisa diolah di tingkat petani.
Rencana pengembangannya adalah pada komoditi kakao yang saat ini produksi anggota kelompok masih sangat sedikit.

D.  Pengembangan Agro Niaga ( Pemasaran )

Kelompoktani Mapokat Basamo dalam  agro niaga untuk komoditi kelapa sawit dan karet hanya melakukan penangan panen dan transportasi ke pabrik secara berkelompok dan sudah terorganisasi.
Pengumpulan  produksi karet/ojol dan TBS kelapa sawit setelah dipanen dan pengangkutannya dikoordinir oleh kelompok tani melalui seksi agro industri dan dijual secara bersama ke pabrik dengan menyewa alat transportasi, semua pembiayaan ditanggung secara bersama oleh anggota dengan kesepakatan   Rp.10/kg dari hasil penjualan disihkan untuk kas kelompok dan pembayaran jasa petugas.
Rencana pengembangan untuk seksi agro niaga  ini adalah pembelian mobil/ alat transportasi secara bersama atas nama kelompok.

E.  Pengembangan Agro Pendukung ( Supporting )

Pada Agro pendukung ada beberapa pihak yang terkait didalamnya seperti : Penyuluh, peneliti, Gapoktan, Bank, LKM, Koperasi dan lembaga keuangan lainya..
Untuk pengembangan kelompok pada seksi ini akan dilakukan kerja sama kelompok dengan pihak-pihak yang terkait langsung dengan kepentingan kelompok seperti Koperasi, Gapoktan, dinas-dinas lingkup pertanian, perbankan dan lain-lain, sehingga diharapkan semua kepentingan kelompok untuk mendukung kemajuan usaha dalam rangka mensejahterakan anggota bisa terpenuhi, baik dalam hal permodalan, tekhnologi, dan sarana-sarana pendukung lainnya.

 
BAB IV.  PENUTUP


A. Kesimpulan

Uraian di atas telah dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pengembangan kelompoktani, terutama dalam hal Agro Input, Agronomi, Agro Industri,  Agro Niaga dan Agro Pendukung lainnya. Dengan mempelajari hal tersebut, penulis telah dapat mengetahui langkah-langkah yang akan dilakukan untuk  mengembangkan kelompoktani agar lebih dinamis, produktif, inovatif dan berwawasan agribisnis, sehingga pada akhirnya nanti akan dapat meningkatkan pendapatan petani.

B. Saran

Tulisan ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas dilapangan, terutama di wilayah kerja.
Diharapkan penulis dapat mengevaluasi kelompok tani binaannya agar dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan kelompok dalam penerapan kegiatan Agribisnis sehingga dapat ditingkatkan pengembangannya dimasa datang.